Kamis, 20 Oktober 2011

Pilar - Pilar Perencanaan Keuangan

Sebuah Perencanaan Keuangan yang komprehensif idealnya memiliki 13 pilar atau area dari situasi keuangan. Pada prakteknya belum tentu seluruhnya diperlukan dalam perencanaan keuangan. Meskipun seluruh area masuk ke dalam sebuah Perencanaan Keuangan, bukan berarti perencanaan tersebut menjadi panjang, akan tetapi area-area tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pribadi/ keluarga/organisasi.
  
Susunan dari 13 area situasi keuangan tersebut adalah :
  1. Data pribadi atau informasi pribadi untuk pria atau wanita lajang. Bagi pria atau wanita berkeluarga perlu menambahkan data orang-orang dekatnya yang akan masuk dalam perencanaan keuangan ( istri, suami, anak, orangtua, saudara dll )
  2. Tujuan dan arah investasi, termasuk skala prioritas dari tujuan investasi tersebut serta kapan keinginan dari tujuan tersebut akan terlaksana.
  3. Mengidentifikasi permasalahan, termasuk didalamnya adalah biaya pendidikan anak, pembayaran pajak, penyakit parah atau penyakit menurun, faktor-faktor lainnya yang mungkin dapat menjadi permasalahan besar dimasa yang akan datang.
  4. Asumsi yang akan dipakai dalam mempersiapkan perencanaan keuangan seperti angka inflasi secara rata-rata, suku bunga dan hasil investasi yang diinginkan secara rata-rata, resiko yang dapat ditanggung, serta asumsi-asumsi lainnya yang dirasa perlu.
  5. Neraca keuangan serta total aset yang dimiliki. Sebuah analisa yang akan meliputi daftar kekayaan, aset dan kewajiban termasuk perhitungan dari total kekayaan bersih. Dengan daftar ini akan memudahkan Perencanaan Keuangan untuk mengetahui situasi keuangan saat ini sehingga dapat membantu dalam memberikan saran dan rekomendasi.
  6. Pengelolaan cashflow. Analisa dari laporan keuangan anda termasuk slip gaji dan penghasilan lainnya, serta seluruh biaya dan pengeluaran anda sehingga dapat terlihat lebih atau kurangnya penghasilan setiap bulan.
  7. Pajak penghasilan. Analisa dari laporan pajak termasuk pelaporan pajak tahunan serta perhitungan tabungan sebelum pajak. Pajak merupakan area yang sangat sensitif, sehingga peran dari Perencana Keuangan disini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh atau efek dari sebuah investasi terhadap aset dan pajak.
  8. Manajemen resiko. Termasuk didalamnya profil resiko seseorang /keluarga /organisasi terhadap pengaruh pasar ke aset dan investasi. Resiko lain yang harus dianalisa meliputi resiko kematian, penyakit akut, penyakit menurun, cacat tubuh yang memungkinkan berkurangnya penghasilan bahkan hilangnya penghasilan.
  9. Investasi. Daftar dari portofolio investasi yang telah dimiliki sekarang. Analisa dari portofolio meliputi alokasi portofolio, likuiditas aset, diversifikasi portofolio dan resiko investasi. Perencana Keuangan juga akan menganalisa apakah investasi yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan investasi.
  10. Kebutuhan khusus lainnya seperti perencanaan masa pensiun serta biaya pendidikan anak. Analisa keuangan yang dibutuhkan dimasa depan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Analisa tersebut meliputi berapa biaya kebutuhan tersebut sekarang, berapa proyeksi dimasa yang akan datang, kapan biaya tersebut dibutuhkan, sudahkah dana tersebut tersedia sekarang, apabila belum berapa besar cicilan investasi yang harus dimulai sekarang?
  11. Perencanaa warisan. Meskipun belum tentu semua orang membutuhkan perancanaan warisan akan tetapi sangat penting untuk melihat situasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta strategi untuk mengatasi situasi tersebut.
  12. Rekomendasi tertulis secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan dana investasi. Pemecahan akan seluruh permasalahan yang tertulis diidentifikasi serta rencana dalam penerapan rekomendasi tersebut.
  13. Jadwal penerapan rekomendasi diatas sesuai dengan skala prioritas yang telah disetujui.

Apabila ada area dari yang disebutkan diatas berada di luar wewenang Perencana Keuangan, maka Perencana Keuangan bertanggungjawab untuk merekomendasikan profesional lainnya serta berkoordinasi dengan mereka untuk mencakup area tersebut. Seluruh dokumentasi dengan profesional tersebut harus diikutsertakan dalam Perencanaan Keuangan termasuk nama professional tersebut serta jadwal tinjauan atas jasa yang akan diberikan.

Seluruh analisa dari sebuah Perencanaan Keuangan harus meliputi tinjauan dari fakta atau keadaan sesungguhnya sekarang, pertimbangan untung/rugi dari keadaan tersebut, rencana penerapan, jadwal waktu serta kesimpulan dan rekomendasi dari perencanaan tersebut.

Rabu, 05 Oktober 2011

Dana pensiun pegawai swasta dan wiraswasta

Berdasarkan hasil pencarian dari search engine internet “pension is an arrangement to provide people with an income when they are no longer earning a regular income from employment” dengan terjemahan bebas sebuah perencanaan/pengaturan untuk menyediakan sebuah pendapatan kepada orang saat tidak lagi menghasilkan sebuah pendapatan rutin dari sebuah pekerjaan. Menjadi abdi negara sungguh mulia, tetapi sangat memprihatinkan ketika lembaga-lembaga dakwah, sekolah-sekolah Islam dan potensi kreatif inovatif masyarakat dalam berwirausaha harus ditinggalkan oleh sumber daya insaninya yang potensial.  Pekerjaan paling favorit di Indonesia hingga saat ini adalah menjadi abdi negara sebagai pegawai negeri sipil, TNI, POLRI atau pegawai BUMN. Sebagian besar masyarakat yang berminat menjadi abdi negara dilandasi oleh pemahaman tentang terjaminnya penghasilan hingga hari tua dengan diberikannya uang pension.
Pada hakikatnya dana pension para abdi negara dibentuk dari “pemaksaan” oleh system negara dengan memotong sebagian penghasilan yang diberikan saat ini untuk ditahan kemudian diberikan saat purna tugas. Kebaikan system kepegawaian yang diberlakukan oleh negara yaitu pemaksaan untuk memotong/ menyisihkan kemudian menyimpan sebagian penghasilan untuk diberikan saat purna tugas dapat dilakukan oleh perusahaan swasta atau oleh karyawan dan wiraswastawan secara mandiri. Negara memberlakukan system potongan secara disiplin, yaitu setiap memberikan gaji pada saat yang sama langsung memotong dan menyimpan untuk hari tua.
Perusahaan swasta, pegawai swasta atau wiraswasta yang ingin mengalokasikan dana pension hanya perlu memegang prinsip DISIPLIN.
Dalam membentuk dana pension mandiri hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan hidup ideal pada masa pension, alokasi secara tepat terhadap penghasilan saat ini, dan pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension tersebut.
Kebutuhan hidup ideal sekarang dibandingkan masa pension. Kebutuhan ideal saat ini yang dimaksud adalah kebutuhan hidup masa pension yang bisa jadi hanya 30% dibandingkan biaya hidup saat ini. Mengingat pengeluaran masa pension tidak sebanyak pengeluaran saat masih aktif bekerja. Tidak ada lagi biaya transport, biaya perlengkapan kerja dan yang berkurang secara significant adalah biaya pendidikan/ sekolah anak. Sebagai ilustrasi jika kebutuhan keluarga saat ini Rp 3.000.000,-(tiga juta rupiah) per.bulan maka pada saat pension bisa jadi tinggal Rp 1.000.000,-(satu juta rupiah) saja per.bulan. Tetapi yang perlu dipertimbangkan adalah laju inflasi yang bisa membuat nilai Rp 1.000.000,- bisa menjadi 10x dalam 20tahun kedepan. Maka saat tiba masa pensiun 20tahun kedepan dana pension yang harus disiapkan sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) perbulan atau Rp120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) pertahun. Dengan harapan hidup setelah pension 10tahun maka kebutuhan dana pension menjadi 10xRp 120.000.000,- = Rp 1.200.000.000,-(satu milyar dua ratus juta rupiah).    
Pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension. Dengan besarnya nilai pension kedepan maka diperlukan manajemen investasi yang tepat untuk penempatan dana. Banyak produk pension yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan bank dan non-bank seperti lembaga asuransi, jamsostek dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam memilih lembaga dan produknya adalah kemampuan angsuran peserta yang wajar dan kemampuan dana yang disimpan untuk mengimbangi bahkan melampai laju inflasi yang secara sunatullah pasti terjadi dalam skala makro ekonomi. Dengan memperhatikan kebutuhan dana pension sebesar Rp1.200.000.000,- untuk masa investasi 20tahun selama masa kerja dengan tingkat bagihasil investasi 25% pertahun diatas inflasi, maka iuran per.bulan kurang lebih sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah).  
Alokasi sebagian penghasilan saat ini untuk persiapan pension. Bagaimanapun pentingnya persiapan dana pension, kehidupan yang harus dijalani pada saat ini tetap harus diprioritaskan. Dengan menyisihkan dana pension sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah) tiap bulan saja tentunya sangat ringan dan pasti tidak mengganggu kebutuhan rutin keluarga. Sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah DISIPLIN dan mulai tahun ini juga, karena factor inflasi dan bagi hasil sangat signifikan pengaruhnya terhadap waktu.
Perencanaan pension tersebut diatas bukan segalanya dalam kehidupan tetapi tidak ada salahnya melakukan rencana untuk memotivasi kerja, bersyukur atas rizki yang ada saat ini dan menikmati hasil kerja tanpa mengabaikan masa depan.

Selasa, 04 Oktober 2011

Alokasi Keuangan IDEAL

T.Harv Eker, seorang  Pakar Money Management  dalam berbagai kesempatan pelatihan keuangan memberikan tips pengelolaan keuangan sebagai berikut :
  1. Financial Freedom 10%, sebagai dana yang harus dialokasikan untuk jangka panjang ketika seseorang tidak mampu lagi bekerja dan berpenghasilan. Dapat juga dianggap sebagai dana pension atau dana hari tua. Dengan kekuatan teori time value of money serta dorongan inflasi akan menumbuhkan nilai financial freedom yang tampaknya kecil menjadi nilai yang cukup besar dalam keranjang investasi yang tepat.
  2. Necessities 50%, sebagai dana konsumsi untuk kebutuhan dan keperluan rutin seperti makan, minum, pakaian, transportasi dan lain-lain. Dengan mencukupkan penghasilan untuk kebutuhan saat ini dalam prosentase tersebut diatas, maka kebutuhan jangka menengah dan panjang akan aman.
  3. Long term saving for spending 10%, sebagai dana simpanan untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah di luar kebutuhan rutin seperti pengeluaran saat sakit, perbaikan kendaraan dan kebutuhan tidak terduga lainnya. Kedisiplinan dalam alokasi dana ini dapat menghindarkan diri dan keluarga dari posisi kritis/ krisis pada saat tertimpa kejadian tidak terduga.
  4. Educations 10%, sebagai dana pendidikan keluarga yang meliputi anak-anak dan orang tua. Sebagai generasi yang akan datang alokasi terbesar dana pendidikan memang sebaiknya untuk anak – anak. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi para orang tua perlu upgrade pengetahuan melalui buku, seminar dan pelatihan.
  5. Playing 10%, sebagai dana untuk bersenang-senang seluruh anggota keluarga dengan olahraga, menyaksikan pertunjukan kesenian dan berwisata rutin sebagai kebutuhan psikologis menuju pribadi yang seimbang jasmani rohani.
  6. Charity 10%, sebagai dana yang perlu dialokasikan untuk orang lain, organisasi social, keagamaan diberikan secara tulus. Keberkahan dari alokasi dana charity akan menaungi seluruh harta yang dimiliki.
Enam poin money management diatas sebagai buah pikiran seorang pakar yang hidup di negara dan masyarakat sekuler/nonmuslim di Amerika dan Kanada. Poin nomor 6 sangat menarik untuk disimak bahwa ternyata dalam masyarakat sekuler/nonmuslim telah menjadikan dana charity 10% dari penghasilan sebagai gaya hidup untuk menggapai kehidupan sejahtera. 
Money management seorang muslim perlu memodifikasi poin-poin tersebut diatas demi tercapainya tujuan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengharapkan ridla Allah SWT. Poin-poin yang disampaikan T.Harv Eker dapat dimodifikasi sebagai berikut :
  1. Charity 2.5%. Pada sebuah hadits disebutkan agar bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit,sehingga seorang muslim perlu mengutamakan berzakat, infaq atau shadaqah sebelum mengalokasikan pendapatan untuk yang lain. Dari besarannya nilai 2.5% sebagai nilai minimal yang bisa diharapkan  meningkat sampai 10% seiring dengan keberkahan dan efisiensi atas alokasi pengeluaran lainnya.
  2. Financial Freedom 10%. Masa depan yang harus sudah disiapkan sejak awal untuk menyongsong hari tua yang sehat dan sejahtera secara lahir, batin maupun secara financial.
  3. Necessities 60%. Dalam keluarga yang sedang tumbuh dan berkembang alokasi 60% untuk kebutuhan rutin masih wajar demi memenuhi kualitas makan, minum, pakaian,iuran listrik, air dan transportasi yang layak tanpa harus berlebihan.
  4. Long term saving for spending 7.5%. Alokasi untuk antisipasi kebutuhan/ pengeluaran yang bersifat mendadak perlu dilakukan secara cermat agar tidak mengganggu alokasi dana untuk hari tua dan dana kebutuhan rutin.
  5. Educations 15%. Demi mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, alokasi dengan nilai tersebut sangat layak sebagai nilai minimal. Proporsi alokasi bisa ditingkatkan dengan efisiensi pos pengeluaran lain secara terencana.
  6. Playing 5%. Kebutuhan alokasi dana untuk playing atau bersenang-senang harus tetap ada walaupun dengan porsi yang kecil. Diperlukan kreatifitas dalam memilih media rekreasi dan hiburan yang menyenangkan tanpa memerlukan biaya mahal.
Dengan money management yang baik seorang muslim diharapkan lebih bersemangat dalam bekerja menjemput rizki dari Allah SWT. Bersemangat pula dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT secara proporsional untuk kebutuhan saat ini dan kebutuhan hidup di hari tua. Setelah menyusun rencana diatas kertas perlu memohon petunjuk dan perlindungan kepada Allah SWT agar rencana tersebut sesuai yang diharapkan bahkan mendapatkan kemudahan dari arah yang tidak disangka-sangka dan direncanakan. Wallahu’alam bishawab.  

Senin, 03 Oktober 2011

HABIT Menabung

Menabung  yang artinya menyisihkan harta untuk tujuan hari depan bisa jadi merupakan suatu kebiasaan yang berat. Menabung merupakan sebuah habit atau kebiasaan positif yang bisa dibentuk dengan penyadaran diri  tentang pentingnya hal tersebut. Masyarakat  petani telah memiliki kebiasaan menabung bahan makanan di dalam lumbung baik lumbung pribadi maupun lumbung desa untuk mengantisipasi masa paceklik.
Bagaimana dengan masyarakat perkotaan atau masyarakat yang tidak bermatapencaharian sebagai petani? Masyarakat yang bukan petani jenis penghasilannya sebagian besar dalam bentuk uang sebagai gaji, upah atau hasil usaha yang diterima dalam periode tertentu baik harian,mingguan maupun bulanan. Masa paceklik pada pekerjaan jenis ini adalah masa menunggu dari masa penghasilan tiap periodenya. Kemampuan menabung untuk memenuhi kebutuhan selama masa gajian ke masa gajian berikutnya dapat menghindarkan diri dari kekurangan kebutuhan konsumsi rutin.
Menabung untuk memenuhi kebutuhan sebelum menunggu masa gajian berikutnya sesungguhnya merupakan menabung yang semu.  Dinamakan menabung semu karena ketahanan atas dana atau harta yang disimpan sangat pendek, karena bisa jadi dana yang disimpan akan habis atau sengaja dihamburkan menjelang tiba masa gajian berikutnya. Namun demikian tidak ada salahnya hal tersebut dilakukan sebagai bentuk latihan menabung, selanjutnya ketahanan dana/harta yang disimpan bisa diperpanjang untuk 2,3,4 kali masa gajian berikutnya.
Dengan memperpanjang ketahanan dana/harta simpanan,akan menjaga diri kita dari berhutang atau meminta-minta pada saat terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi  misalnya gaji terlambat, sakit, kecelakaan dsb. Tabungan dan ketahanan dana/harta yang disimpan dapat dibuat lebih banyak dan lebih lama untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar setelah antisipasi terhadap kondisi darurat tercukupi.
Bagaimana jika tidak bisa menabung karena uang yang diperoleh sudah habis untuk kebutuhan hidup. Kembali pada suatu sikap dan niat menabung itu sendiri sejauh mana telah menjadi tekad yang kuat. Sebagian orang bijak menganjurkan untuk menabung didepan yang artinya menyisihkan penghasilan sebelum dibelanjakan atau untuk keperluan lainnya. Sehingga tabungan benar-benar diciptakan secara sadar bukan sebagai penampungan uang sisa pengeluaran. Jika menabung hanya mengandalkan uang sisa pengeluaran bisa mengakibatkan gagal menabung atau nilai dana yang ditabung menjadi sangat kecil. Dengan nilai tabungan yang kecil menyebabkan ketahanan dana yang ditabung menjadi sangat lemah, hanya cukup untuk mengantisipasi kondisi darurat yang kecil-kecil saja bukan tujuan jangka panjang yang besar.
Seandainya tetap dirasakan tidak cukup juga menyisihkan dana yang diperoleh dari gaji atau sumber penghasilan yang ada sekarang, maka harus mengupayakan adanya penghasilan tambahan diluar penghasilan utama. Maka jelas sudah posting atas penghasilan yang diterima. Penghasilan utama untuk memenuhi pengeluaran rutin harian, sedangkan penghasilan tambahan hanya untuk mengisi pos tabungan. Demikianlah solusi menciptakan tabungan berdasarkan niat yang kuat menyisihkan penghasilan utama atau mencari penghasilan tambahan diluar penghasilan utama. 

Kamis, 29 September 2011

Menabung & INVESTASI

Menabung dan berinvestasi memiliki  persamaan dan perbedaan sekaligus walaupun sebagian besar menganggap sama. Persamaan yang ada pada menabung dan investasi yaitu pengalokasian penghasilan atau harta yang dimiliki saat ini untuk tujuan hari yang akan datang. Sedangkan perbedaannya meliputi sarana, jangka waktu yang dialokasikan, keuntungan dan resiko.
Sarana. Sarana menabung dalam masyarakat tradisional seperti petani misalnya menabung hasil panen bulan ini untuk bulan bulan berikutnya dalam lumbung padi. Sarana tradisional lainnya seperti menyimpan uang dalam tabung bambu dan celengan terbuat dari tembikar atau kaleng.
Dalam masyarakat yang lebih modern menabung harta dan uang pada bank dalam bentuk deposito atau menyimpan emas. Adapun investasi memiliki sarana yang lebih banyak walaupun kadang-kadang tidak disadari oleh orang yang telah melakukan.
Sarana investasi antara lain asset tetap berupa emas, tanah, bangunan, lukisan berharga, barang antic dan lain-lain. Sedangkan asset yang tidak berwujud antara lain berupa surat-surat berharga seperti obligasi, reksadana dan saham.
Jangka waktu. Sarana menabung tersebut umumnya berorientasi dalam jangka pendek yaitu dalam 1 atau 2 tahun saja sedangkan sarana investasi berorientasi jangka menengah antara 3 - 5 tahun dan jangka panjang diatas 5 tahun.
Keuntungan dan Resiko. Keuntungan menabung dan investasi sangat banyak dibandingkan perilaku inefisiensi yang  boros tanpa antisipasi masa depan dengan baik. Bagaimanapun peribahasa hemat pangkal kaya dan larangan besar pasak daripada tiang masih relevan hingga kini. Keuntungan menabung dalam instrument tersebut diatas yaitu sifatnya yang likuid, mudah dicairkan juga tidak terkena biaya administrasi sebagaimana menyimpan uang di bank.
Kerugian menabung secara tradisional dana tidak tumbuh oleh pendapatan bunga atau bagihasil. Adapun resiko menabung secara tradisional adalah kehilangan uang secara mudah karena minim pengamanan yang memadai. Menabung dalam bambu atau celengan juga memiliki kelemahan tidak mampu menyimpan dana dalam jumlah besar. Sedangkan menabung pada bank dalam bentuk deposito sedikit lebih aman dibandingkan cara tradisional karena dilindungi oleh system perbankan yang modern.
Keuntungan lainnya dana yang ditabung di bank mendapatkan bunga/ bagi hasil. Tetapi resiko menabung di bank tetap ada yaitu macetnya dana apabila terjadi krisis keuangan dan perbankan. Perlindungan pemerintah hanya pada nilai Rp 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah). Kerugian lain yang sering tidak disadari adalah nilai dana yang meskipun telah ditambah bunga dan bagi hasil tidak mampu mengimbangi inflasi.
Keuntungan investasi pada emas, tanah, bangunan, obligasi, reksadana dan saham dibandingkan pada deposito adalah kemampuan investasi bertahan dan bertumbuh diatas nilai inflasi. Kerugian investasi diantaranya memerlukan waktu yang panjang untuk dapat mendapatkan nilai pertumbuhan asset yang tinggi. Pendapatan yang tinggi dalam investasi disebabkan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan. Tidak seperti bank yang menempatkan nasabah sebagai pemodal pasif dalam dunia usaha. Dengan partisipasi yang dekat/ langsung dalam permodalan perusahaan tentunya resiko investasi menjadi tinggi dibandingkan resiko menabung di bank. Manajemen resiko yang baik diperlukan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal dengan resiko minimal.
Dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya, menabung dan investasi perlu dikelola dengan komposisi yang proporsional untuk manajemen dana keluarga.

Dana Amal dalam Perencanaan Keuangan Keluarga

Charity sebagai tanggungjawab social dengan menyisihkan sebagian pendapatan untuk orang lain, lembaga keagamaan, lembaga social dan lain-lain merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan perencanaan keuangan keluarga. Perencanaan keuangan yang antara lain terdiri dari perencanaan dana darurat, asuransi, dana pendidikan, dana pension dan lain-lain sebagai alokasi dari penghasilan saat ini untuk mengantisipasi hari kemudian selama di dunia. Sedangkan dana charity yang disisihkan sebagai bagian dari perencanaan untuk kemudian hari setelah tidak berada lagi di dunia.
Meskipun demikian tidak selamanya dana charity berguna untuk kehidupan setelah tidak berada di dunia. Pengalokasian sebagian penghasilan untuk dana charity dapat pula dinikmati saat masih berada di dunia secara tidak langsung dan kadang-kadang tidak secara sadar. Dana untuk charity atau kebaikan termasuk pos prioritas dalam perencanaan keuangan keluarga, dimana dana charity dapat sebagai pupuk atas penghasilan dari bekerja, berwirausaha dan investasi.
Dengan meyakini charity sebagai kebaikan dan secara konsisten menyisihkan kekayaan untuk kebaikan dapat menghadirkan ketenangan batin, memperluas persahabatan, persaudaraan dan menghindarkan dari berbagai macam musibah yang serius. Dana charity bisa menjadi pintu rejeki dengan luasnya persahabatan dan persaudaraan. Dana charity bisa pula sebagai penjaga harta dan investasi yang telah ditanamkan, karena apabila dilakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan dapat menghindarkan dari musibah yang serius.
Musibah yang sering terjadi secara serius dapat menyebabkan perubahan dalam perencanaan keuangan. Sebagai contoh apabila sering terjadi sakit berat, sering kecelakaan, sering berurusan dengan aparat yang berwajib dan lain-lain dapat mengakibatkan tabungan terkuras sehingga lama-lama bisa mengambil dana investasi yang sebelumnya direncanakan untuk jangka panjang. Idealnya manusia hidup tidak bisa luput dari musibah dan masalah, tetapi jika sering mengalami musibah dan masalah tentu ada yang perlu dievaluasi. Tetapi dalam perencanaan keuangan telah dialokasikan dana darurat dan manajemen resiko, sehingga musibah dan masalah yang ada cukup dianggarkan dari dana darurat tersebut. Kesulitan muncul jika dana darurat yang dibentuk sendiri termasuk asuransi tidak mampu mengcover musibah dan masalah yang terjadi. Bisa – bisa harta yang sedianya untuk investasi seperti deposito, emas, property dan lain-lain melayang demi penyelesaian musibah dan masalah yang ada.
Saatnya mengalokasikan dana charity untuk kebaikan dalam perencanaan keuangan keluarga. Sebagaimana menabung dan investasi yang harus dialokasikan didepan pada saat menerima penghasilan, maka baiknya alokasi dana charity juga dilakukan pada saat memperoleh penghasilan. Menabung, investasi dan charity sebagai prioritas di depan yang tidak boleh dilakukan menunggu sisa penghasilan akhir bulan.
Dengan mengalokasikan dana charity dalam perencanaan keuangan akan diperoleh manfaat penghasilan dan manfaat investasi yang bertumbuh.

Menyikapi Gaji Pas-pasan

Gaji pas-pasan merupakan pernyataan klise bagi sebagian besar karyawan baik PNS maupun swasta. Pas-pasan sebagai sebuah perasaan dan fakta yang terjadi sebagai sebuah relativitas yang harus dapat disiasati dengan tenang. Pas-pasan disebut relative karena sangat tergantung dari berbagai macam situasi, kondisi, sudut pandang, emosi dan jangka waktu tententu.
Berdasarkan fakta yang ada, tidak dipungkiri memang ada sebagian lapisan masyarakat yang sangat wajar apabila disebut berpenghasilan pas-pasan. Diantara mereka ada yang hasil kerja hari ini untuk hari ini saja, sangat sulit untuk dapat menyisihkan hanya sekedar untuk besok. Kondisi ini dapat dimaklumi karena keterbatasan ilmu, pendidikan yang rendah, akses informasi bahkan mental menerima apa adanya tanpa keinginan belajar dan melatih skill pekerjaan.
Bagi karyawan dengan pekerjaan dan penghasilan tertentu yang merasa pas-pasan baiknya meneliti kembali dengan tenang, pikiran jernih, instrospeksi secara mendalam penyebab pas-pasan tersebut. Karena bisa jadi penyebab gaji terasa pas-pasan adalah pengeluaran yang terlalu besar, membandingkan dengan gaji orang lain yang lebih tinggi, pengetahuan/ketrampilan yang kurang sehingga imbalan menjadi kecil.
Tips berikut ini bisa mengatasi sebagian dari masalah gaji pas-pasan:
  1. Mengatur pengeluaran. Untuk mengukur sejauh mana pengaruh penghasilan dengan pengeluaran, dapat diidentifikasi besaran pos-pos biaya hidup terhadap penghasilan. Pos-pos pengeluaran yang tidak perlu bisa dihapus atau dikurangi demi menyesuaikan dengan penghasilan. Sehingga pendapatan yang sebelumnya dirasakan pas-pasan bisa terasa cukup bahkan bisa sedikit surplus untuk ditabung. Factor pikologis sangat penting dalam mengatur pengeluaran utamanya dalam menghapus atau mengurangi pos-pos biaya hidup. Focus pada tujuan yang kuat dan komunikasi dengan pasangan penting dalam menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran agar tidak terasa pas-pasan.
  2. Tutup mata terhadap penghasilan orang lain yang lebih besar. Setiap orang  yang lahir di dunia telah digariskan rizki, jodoh dan batas usianya. Menutup mata terhadap rizki orang lain artinya jangan serta-merta terpendam perasaan “iri yang negative” yaitu iri dengan rizki orang lain tanpa memandang prestasi, masa kerja dan dedikasi pihak yang kita anggap memiliki penghasilan lebih besar. Berpikir positif terhadap orang yang penghasilannya lebih besar yaitu dengan belajar dari orang tersebut bagaimana bekerja, berdedikasi, keterampilan dan pengetahuannya. Dengan sedikit merendahkan hati, lambat laun kualitas kerja dan pengetahuan akan setara dengan pihak yang kita anggap berpenghasilan lebih besar.
  3. Menambah pengetahuan dan melatih keterampilan. Hasil dari instrospeksi pada nomor.2 diatas baiknya memotivasi kita untuk senantiasa menambah pengetahuan dan melatih keterampilan berhubungan dengan pekerjaan yang digeluti sekarang. Dengan sedikit merendahkan hati, mari berinstropeksi bila gaji yang diterima saat ini terasa sedikit/ pas-pasan bisa jadi pengetahuan dan skill masih dianggap kurang. Bekerja jadikan sebuah proses belajar yang dibayar. Saat sekolah dan kuliah kita membayar untuk diberi tugas dan dimarahi, maka harus berbesar hati untuk terus belajar saat bekerja diberi tugas,dimarahi,dikritik namun dibayar. Pengetahuan dan keterampilan di luar urusan kerja bisa juga dipelajari untuk mengembangkan pribadi yang multi talent dan multi skill. Dengan demikian kita siap dipindahkan ke bagian lain yang lebih menantang dengan imbalan yang lebih baik dari sebelumnya.      
  4. Bekerja atau berbisnis part-time. Apabila telah merasa memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih dari proses menambah pengetahuan dan melatih keterampilan, adakalanya peningkatan kapasitas tersebut belum dihargai tempat kerja. Bekerja part-time untuk menguji keilmuan dan keterampilan baru perlu dipraktekkan sekalian untuk menambah penghasilan. Tidak perlu berhitung terlalu detil soal imbalan yang akan diperoleh dalam bekerja part-time, minimal tidak rugi secara ongkos transport, konsumsi dan akomodasi. Nikmati sebagai proses mengasah pengetahuan, keterampilan dan menjalin relasi lebih luas. Saat menawarkan jasa atas pengetahuan dan keterampilan tersebut sesungguhnya sudak termasuk kategori berbisnis. Perlu mencari peluang bisnis menjual barang untuk rekan kantor atau masyarakat diluar kantor apabila masih belum percaya diri menawarkan jasa pengetahuan/keterampilan. Yang perlu diperhatikan lebih penting lagi dalam bekerja atau berbisnis part-time ini adalah kelihaian dalam mengatur waktu dengan waktu kerja yang utama yang saat ini anda geluti.
  5. Keluar dari pekerjaan. Sebagai pilihan terakhir apabila semua usaha untuk mengatasi gaji yang pas-pasan telah dilakukan. Dalam proses bekerja atau berbisnis secara part time tidak menutup kemungkinan mendapat hasil yang lebih banyak dan lebih menjanjikan dari hasil dari pekerjaan sebagai karyawan yang dijalani saat ini. Keluar dari pekerjaan hendaknya diniatkan dengan niat yang tulus dan cara yang baik. Niat yang tulus diantaranya untuk lebih dekat dengan keluarga, menambah penghasilan demi kesejahteraan keluarga. Cara yang baik keluar pekerjaan akan memberikan proses alih tugas secara mulus. Jangan rugikan tempat kerja dengan resign secara mendadak dan memutuskan hubungan. Hargai tempat bekerja sebelumnya sebagai salah satu tempat pencatat perjalanan hidup dalam menuntut ilmu dan pengalaman. Siapa tahu dapat order dari hubungan yang masih terjalin baik dengan tempat kerja sebelumnya.