Rabu, 05 Oktober 2011

Dana pensiun pegawai swasta dan wiraswasta

Berdasarkan hasil pencarian dari search engine internet “pension is an arrangement to provide people with an income when they are no longer earning a regular income from employment” dengan terjemahan bebas sebuah perencanaan/pengaturan untuk menyediakan sebuah pendapatan kepada orang saat tidak lagi menghasilkan sebuah pendapatan rutin dari sebuah pekerjaan. Menjadi abdi negara sungguh mulia, tetapi sangat memprihatinkan ketika lembaga-lembaga dakwah, sekolah-sekolah Islam dan potensi kreatif inovatif masyarakat dalam berwirausaha harus ditinggalkan oleh sumber daya insaninya yang potensial.  Pekerjaan paling favorit di Indonesia hingga saat ini adalah menjadi abdi negara sebagai pegawai negeri sipil, TNI, POLRI atau pegawai BUMN. Sebagian besar masyarakat yang berminat menjadi abdi negara dilandasi oleh pemahaman tentang terjaminnya penghasilan hingga hari tua dengan diberikannya uang pension.
Pada hakikatnya dana pension para abdi negara dibentuk dari “pemaksaan” oleh system negara dengan memotong sebagian penghasilan yang diberikan saat ini untuk ditahan kemudian diberikan saat purna tugas. Kebaikan system kepegawaian yang diberlakukan oleh negara yaitu pemaksaan untuk memotong/ menyisihkan kemudian menyimpan sebagian penghasilan untuk diberikan saat purna tugas dapat dilakukan oleh perusahaan swasta atau oleh karyawan dan wiraswastawan secara mandiri. Negara memberlakukan system potongan secara disiplin, yaitu setiap memberikan gaji pada saat yang sama langsung memotong dan menyimpan untuk hari tua.
Perusahaan swasta, pegawai swasta atau wiraswasta yang ingin mengalokasikan dana pension hanya perlu memegang prinsip DISIPLIN.
Dalam membentuk dana pension mandiri hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan hidup ideal pada masa pension, alokasi secara tepat terhadap penghasilan saat ini, dan pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension tersebut.
Kebutuhan hidup ideal sekarang dibandingkan masa pension. Kebutuhan ideal saat ini yang dimaksud adalah kebutuhan hidup masa pension yang bisa jadi hanya 30% dibandingkan biaya hidup saat ini. Mengingat pengeluaran masa pension tidak sebanyak pengeluaran saat masih aktif bekerja. Tidak ada lagi biaya transport, biaya perlengkapan kerja dan yang berkurang secara significant adalah biaya pendidikan/ sekolah anak. Sebagai ilustrasi jika kebutuhan keluarga saat ini Rp 3.000.000,-(tiga juta rupiah) per.bulan maka pada saat pension bisa jadi tinggal Rp 1.000.000,-(satu juta rupiah) saja per.bulan. Tetapi yang perlu dipertimbangkan adalah laju inflasi yang bisa membuat nilai Rp 1.000.000,- bisa menjadi 10x dalam 20tahun kedepan. Maka saat tiba masa pensiun 20tahun kedepan dana pension yang harus disiapkan sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) perbulan atau Rp120.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah) pertahun. Dengan harapan hidup setelah pension 10tahun maka kebutuhan dana pension menjadi 10xRp 120.000.000,- = Rp 1.200.000.000,-(satu milyar dua ratus juta rupiah).    
Pilihan produk investasi untuk menyimpan dana pension. Dengan besarnya nilai pension kedepan maka diperlukan manajemen investasi yang tepat untuk penempatan dana. Banyak produk pension yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan bank dan non-bank seperti lembaga asuransi, jamsostek dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan dalam memilih lembaga dan produknya adalah kemampuan angsuran peserta yang wajar dan kemampuan dana yang disimpan untuk mengimbangi bahkan melampai laju inflasi yang secara sunatullah pasti terjadi dalam skala makro ekonomi. Dengan memperhatikan kebutuhan dana pension sebesar Rp1.200.000.000,- untuk masa investasi 20tahun selama masa kerja dengan tingkat bagihasil investasi 25% pertahun diatas inflasi, maka iuran per.bulan kurang lebih sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah).  
Alokasi sebagian penghasilan saat ini untuk persiapan pension. Bagaimanapun pentingnya persiapan dana pension, kehidupan yang harus dijalani pada saat ini tetap harus diprioritaskan. Dengan menyisihkan dana pension sebesar Rp 178.595,- (seratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh lima rupiah) tiap bulan saja tentunya sangat ringan dan pasti tidak mengganggu kebutuhan rutin keluarga. Sekali lagi yang perlu diperhatikan adalah DISIPLIN dan mulai tahun ini juga, karena factor inflasi dan bagi hasil sangat signifikan pengaruhnya terhadap waktu.
Perencanaan pension tersebut diatas bukan segalanya dalam kehidupan tetapi tidak ada salahnya melakukan rencana untuk memotivasi kerja, bersyukur atas rizki yang ada saat ini dan menikmati hasil kerja tanpa mengabaikan masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar